Setara Indonesia, INOTEK dan MNC Peduli Perkuat Ekosistem UMKM Desa
Kolaborasi Yayasan Setara Indonesia, Yayasan INOTEK, dan MNC Peduli melalui Golden Pitch 2025 memperkuat ekosistem UMKM desa. Program ini menjadi puncak pendampingan delapan bulan di lima wilayah. Sandiaga Uno menekankan penguatan ekonomi dan peluang pasar UMKM desa, sementara Angela Tanoesoedibjo mendorong peningkatan nilai tambah produk serta promosi agar UMKM mampu naik kelas.
JAKARTA - UMKM desa masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan daya saing, terutama terkait pemasaran dan kemampuan mengolah potensi lokal menjadi produk bernilai tambah. Banyak pelaku usaha masih menjual komoditas mentah dengan margin rendah, sementara akses terhadap pendampingan, pasar, serta jejaring bisnis yang memadai belum merata di berbagai daerah. Kondisi ini membuat UMKM desa sulit berkembang dan tertinggal dalam rantai nilai industri.
Untuk memperkuat ekosistem UMKM desa tersebut, Yayasan Setara Indonesia, Yayasan INOTEK, dan MNC Peduli berkolaborasi melalui Golden Pitch 2025, bagian dari Program Desa Emas 2025. Kegiatan ini menjadi puncak pendampingan delapan bulan bagi pelaku usaha dari Magelang, Karawang, Indramayu, serta Bogor dan Sukabumi, dengan MNC Peduli hadir sebagai mitra strategis yang memperkuat pemasaran dan sosialisasi produk.
Pendiri Yayasan Setara Indonesia dan Yayasan INOTEK, Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan bahwa Program Desa Emas 2025 dirancang untuk memperkuat ekonomi masyarakat desa dan mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Melalui pendampingan di sejumlah daerah, pelaku UMKM diarahkan untuk mengembangkan komoditas lokal menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing.
“Kami turun langsung ke Sukabumi, Bogor, Lido, Indramayu, Magelang, dan Karawang. Program ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kedaulatan pangan dan mendorong kemandirian ekonomi desa,” ujar Sandiaga.
Ia menambahkan bahwa sinergi melalui program ini tidak hanya menghadirkan pelatihan, tetapi juga membuka pintu kerja sama bisnis. “Tadi kami melihat MoU dengan beberapa mitra yang membuka peluang ekspor bagi pelaku UMKM. Ini langkah konkret yang akan memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum MNC Peduli Angela Tanoesoedibjo menegaskan bahwa pemasaran tetap menjadi persoalan utama bagi UMKM untuk naik kelas.
“Kami sudah melakukan pendampingan di Sukabumi dan akan terus memperluasnya. Melalui MNC Peduli dan dukungan MNC Group sebagai media, kami bisa membantu dari sisi promosi dan sosialisasi agar produk UMKM desa bisa lebih dikenal dan diterima pasar,” tuturnya.
Angela menilai UMKM desa memiliki potensi besar bila pelaku usaha mampu memahami keunggulan daerahnya dan mengolahnya menjadi produk yang relevan dan berkualitas.
“Penguatan inovasi produk, peningkatan kualitas, serta kemampuan promosi perlu berjalan beriringan. Ini yang kami dorong melalui kolaborasi ini,” ujarnya.
Dampak pendampingan dirasakan langsung oleh para peserta Golden Pitch. Vini, pelaku usaha kue dari Bogor–Sukabumi, menyampaikan bahwa pengalaman mengikuti pendampingan dan pitching membuka cara pandangnya dalam mengelola usaha.
“Mulai dari manajemen usaha, pengembangan produk, hingga pemasaran digital saya pelajari. Dengan dukungan promosi dari MNC Peduli, usaha saya makin dikenal, pemasaran meningkat, dan memberikan peluang ekspansi,” katanya.
Golden Pitch 2025 juga menjadi ruang strategis bagi UMKM untuk mempresentasikan inovasi, memvalidasi model bisnis, dan memperluas jejaring melalui dialog langsung dengan juri dan pemangku kepentingan. Beragam produk unggulan tampil, mulai dari pangan olahan berbahan komoditas lokal hingga produk kreatif khas desa yang mengangkat identitas wilayah.
Bagi penyelenggara, ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi wadah inkubasi dan penguatan ekosistem UMKM desa. Kolaborasi antara Yayasan Setara Indonesia, Yayasan INOTEK, dan MNC Peduli menjadi model pemberdayaan yang menggabungkan pelatihan teknis, peningkatan kapasitas, perluasan akses pasar, dan dukungan media.
Ke depan, program ini diharapkan melahirkan lebih banyak UMKM unggulan dari Magelang, Karawang, Indramayu, serta Bogor dan Sukabumi yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional, sekaligus memperkuat kesejahteraan masyarakat desa melalui wirausaha yang berkelanjutan.
Galeri Foto